Membaca Qur'an merupakan amalan yang mempunyai banyak keutamaan. Bagi seorang yang sudah mampu baca Quran, tentu tidak membutuhkan modal besar untuk mendapatkan keutamaan tersebut. Modalnya hanya 1 yakni "kemauan".
Tentunya, tidaklah cukup menguraikan keutamaan baca Quran dalam catatan
sederhana ini. Tulisan ini hanyalah sebuah renungan yang mudah-mudahan
menjadi motivasi diri untuk terus hidup bersama Quran.
Renungan
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Sebagian ahli tafsir memberikan penjelasan bahwa manakala Kita menyibukkan diri dengan Al-Qur'an, maka Kita akan dibanjiri sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia.
Imam Sa'di dalam kitab tafsirnya menjelaskan bawah dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mentadabburi / merenungkan makna-maknanya, dan ini merupakan amalan yang paling utama, serta bahwa membaca Qur'an sambil mentadabburinya ini lebih utama daripada membaca cepat namun maksud tersebut tidak tercapai.
Cukuplah 1 ayat ini kita jadikan bahan renungan untuk terus semangat hidup bersama Quran, bila kita merasa sebagai orang yang berakal.
Untuk mentadabburi makna Al Qur'an memang dibutuhkan seperangkat pengetahuan yang lengkap dan waktu yang cukup. Lalu bagaimana dengan kita yang awam ?
Tak ada kata terlambat, setidaknya langkah awal yang dapat kita lakukan adalah belajar dan membiasakan membaca Qur'an. Membaca Qur'an juga merupakan amalan yang mempunyai banyak hikmah sebagaimana akan diuraikan dibawah, namun kita tetap dituntut untuk terus belajar makna-maknanya.
Yang paling sederhana dan memungkinkan kita lakukan adalah dengan sering menghadiri majlis-majlis ilmu dan berusaha mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai kadar kemampuan.
Para Ulama Mengingatkan
Berkata Ibnul QudamahIbn Qudamah lebih lanjut menjelaskan bahwa perkataan di atas ditujukan bagi seorang yang tidak mempunyai udzur/ alasan. Bagi yang berudzur maka ada toleransinya. (Al Mughni : 1/159).
Sebagian ulama yang lain menjelaskan bahwa perkataan Ibu Qudamah tersebut hanya ditujukan bagi para penghafal Quran, karena dikhawatirkan mereka akan dianggap telah mensia-siakan apa yang sudah dihafalnya. Terkait hal ini, Imam Ibn 'Abidin mengatakan :
Sebagai seorang yang penuh kelemahan, terasa malu membaca perkataan-perkataan di atas, karena kenyataannya belum bisa istiqamah bersama Quran. Tak dipungkiri, kita lebih merasa asyik hidup bersama kesenangan duniawi, seperti gadget, tontonan, atau rutinitas lainnya.
Bila angka 40 hari menjadi patokan penilaian "kemakruhan", lalu bagaimana dengan diri kita yang mungkin tak pernah mengkhatamkan Quran dengan berbagai dalih pembenaran. Atau mungkin kita pernah mengkhatamkannya namun dalam waktu yang tidak menentu (lebih dari 40 hari).
Perhatikan perkataan ulama ahli tafsir berikut :
Berkata Imam Qurtubi :
Lalu, benarkah kita termasuk orang yang sangat sibuk ? Sehingga tidak ada waktu untuk belajar (bagi yang belum mampu baca), atau sekedar meluangkan waktu untuk membacanya (bagi yang sudah mampu baca) ??? ... Yang tahu jawabannya adalah diri kita sendiri, maka jujurlah !!!
Jika kita memang orang yang berakal akan bergetarlah jiwa ini (karena
kelalaian).
Keutamaan Baca Quran
Di antara keutamaan baca Quran adalah bahwa Allah SWT akan memberkahi pembaca dan penghafalnya.Berkata Abdul Malik bin Umair :
Dalam redaksi lain :
"Manusia yang paling jernih akalnya adalah para pembaca Al-Qur'an".
Berkata Imam Qurtubi :
Imam Besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan Wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahumullah :
Berkata Ibnu Sholah :
Berkata Abu Zanad :
Bergantunglah pada Al Qur'an niscaya akan mendapatkan keberkahan. Semoga Allah SWT selalu memberikan Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kita semua untuk selalu membaca Al-Qur'an dan mengamalkan kandungannya. Aamiin