Daftar Isi [ Buka ]
A. Dalil Haidl
Haidl merupakan kodrat wanita yang tidak bisa dihindari dan sangat erat kaitannya dengan ibadahnya sehari hari.
- Qur'an surat al-Baqarah ayat 222 :
“mereka bertanya kepadamu tentang haidl katakan haidl adalah suatu kotoran, oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidl dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci apabila mereka telah suci maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Alloh kepadamu sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
- Hadits Nabi :
"ini (haidl) merupakan sesuatu yang telah ditaqdirkan Alloh kepada cucu-cucu wanita Adam" (HR Bukhari dan muslim)
B. Pengertian Haidl
Haidl atau yang di sebut dengan menstruasi secara bahasa berarti mengalir, sedangkan menurut arti syara’, haidl adalah darah yang keluar dari rahim wanita melalui alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit (Tahun Hijriyyah) dan keluar secara alami bukan disebabkan melahirkan atau suatu penyakit.
Dengan demikian darah yang keluar ketika wanita belum berumur 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit atau disebabkan penyakit ataupun disebabkan melahirkan, tidak dinamakan darah haidl
Catatan : 9 tahun yang dimaksud di atas adalah dalam perhitungan tahun Hijriyah, bukan Masehi, sebab ke dua tahun ini memiliki selisih yang sangat banyak :
>>>1 Tahun Hijriyyah = 354 hari 8 jam 48 menit ( kurang lebih )
>>>1 Tahun Masehi = 365 Hari 6 jam
Selanjutnya tinggal dikalikan selisihnya dalam kurun 9 tahun
C. Hukum belajar ilmu haidl
- Fardlu 'ain atas wanita yang sudah baligh
- Fardlu kifayah atas orang laki-laki
D. Tanda-Tanda Baligh
Seorang anak dihukumi baligh apabila sudah memenuhi salah satu dari 4 tanda di bawah ini :
- Genap berumur 15 tahun Hijriah bagi laki-laki atau perempuan.
- Keluar sperma pada usia minimal 9 tahun Hijriah, bagi laki-laki atau perempuan.
- Haidl.
- Hamil/melahirkan.
E. Batas Usia Wanita Haidl
Minimal usia wanita mengeluarkan darah disebut darah haidl adalah 9 tahun qomariyah kurang 16 hari kurang sedikit, yaitu kurangnya waktu yang cukup untuk minimal suci dan minimal haidl. Sehingga jika ia mengeluarkan darah kurang dari usia tersebut, maka darah yang keluar tidak disebut darah haidl namun disebut darah istihadloh (penyakit).
Bila darah yang keluar sebagian pada usia haidl dan sebagian pada sebelum usia haidl, maka darah yang dihukumi haidl hanyalah darah yang keluar pada usia haidl.
Contoh: wanita usianya 9 tahun kurang 20 hari, mengeluarkan darah selama 10 hari, maka darah yang 4 hari pertama lebih sedikit dihukumi istihadloh, sedangkan yang 6 hari kurang sedikit dihukumi darah haidl.
F. Ketentuan Darah Haidl
Darah yang keluar dihukumi darah haidl apabila memenuhi 4 syarat :
- Keluar dari wanita yang usianya minimal 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit.
- Darah yang keluar minimal sehari semalam jika keluar terus menerus, atau berjumlah 24 jam jika keluar terputus putus dan masih pada waktu 15 hari dari keluarnya darah yang pertama.
- Tidak lebih 15 hari 15 malam jika keluar terus menerus.
- Keluar setelah masa minimal suci, yakni 15 hari 15 malam dari haidl sebelumnya.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa: Minimal keluarnya haidl adalah sehari semalam. Maksimal keluarnya haidl adalah 15 hari 15 malam. Pada umumnya wanita setiap bulan mengeluarkan darah 6 atau 7 hari. Paling sedikit jarak waktu yang memisah antara satu haidl dengan haidl sebelumnya adalah 15 hari 15 malam. Maka semuanya dihukumi haidl termasuk masa berhenti di antara dua darah tersebut.
Jika masa pemisah kurang dari 15 hari, maka perinciannya sebagai berikut:
- Bila darah pertama dan kedua masih dalam rangkaian 15 hari terhitung dari permulaan keluarnya darah pertama maka semuanya dihukumi haidl termasuk masa berhenti di antara dua darah tersebut.
Contoh 1:
Keluar darah selama 3 hari.
Berhenti selama 3 hari.
Keluar lagi selama 5 hari.
Contoh 2:
Keluar darah selama 2 hari.
Berhenti selama 10 hari.
Keluar lagi selama 3 hari.
Dari kedua contoh di atas, keseluruhan hari, termasuk waktu tidak keluar darah dihukumi haidl, sebab semuanya masih dalam masa maksimal haidl (15 hari).
- Bila darah kedua sudah di luar rangkaian masa 15 hari dari permulaan haidl pertama (jumlah masa pemisah ditambah dengan darah pertama tidak kurang dari 15 hari), sementara jumlah masa pemisah ditambah darah kedua tidak lebih 15 hari, maka darah kedua dihukumi darah fasad (kotor).
Contoh 1:
Keluar darah pertama selama 3 hari.
Berhenti selama 12 hari.
Keluar darah kedua selama 3 hari.
Maka 3 hari pertama dihukumi haidl,12 hari tidak keluar darah dihukumi suci, dan 3 hari akhir dihukumi darah fasad (kotor).
Contoh 2:
Keluar darah pertama selama 6 hari.
Berhenti selama 9 hari.
Keluar darah kedua selama 2 hari.
Maka 6 hari pertama dihukumi haidl, berhenti 9 hari dihukumi suci dan 2 hari dihukumi darah kotor.
- Bila masa suci pemisah ditambah darah kedua melebihi 15 hari, maka sebagian darah kedua dihukumi darah fasad (untuk menyempurnakan masa minimal suci pemisah). dan sisanya dihukumi haidl yang kedua, bila memenuhi ketentuan haidl.
Contoh:
Keluar darah pertama 5 hari.
Berhenti selama 10 hari.
Keluar darah kedua 10 hari.
Maka 5 hari awal dihukumi haidl, 10 hari ditambah 5 hari (sebagai darah kotor) dihukumi masa suci, dan 5 hari akhir dihukumi haidl yang kedua.
Ketentuan hukum ini apabila masa keluar darah kedua, setelah dikurangi untuk menyempurnakan masa minimal suci, sisanya tidak lebih dari maksimal haidl (15 hari). Dan jika melebihi masa 15 hari, maka perempuan tersebut dihukumi mustahadloh yang hukumnya disesuaikan dengan pembagian mustahadloh yang akan datang.
Contoh:
Keluar darah pertama 10 hari.
Berhenti selama 10 hari.
Keluar darah kedua selama 25 hari.
Maka, 10 yang pertama dihukumi haidl 10 hari saat tidak keluar darah ditambah 5 hari saat keluar darah yang kedua (sebagai penyempurna 15 hari minimal suci yang memisahkan antara dua haidl), dihukumi masa suci. Sedangkan satu hari setelah itu dihukumi haidl yang kedua, dan sisanya dihukumi darah istihadloh.
Hal ini jika ia adalah seorang wanita yang pertama kali mengeluarkan haidl dan darah yang dikeluarkan tidak bisa dibedakan antara yang kuat dan yang lemah (mustahadloh mubtadiah ghoiru mumayyizah). Dan jika ia sudah pernah mengalami haidl (mu'tadah ghoiru mumayyizah), maka haidl dan sucinya disesuaikan kebiasaannya. Semisal kebiasaannya 5 hari, maka 10 hari awal dihukumi haidl, 10 hari masa tidak keluar darah ditambah 5 hari saat keluar darah yang kedua dihukumi masa suci. Sedangkan 5 hari setelah itu dihukumi haidl yang kedua, mengikuti kebiasaannya. Dan sisanya dihukumi darah istihadloh.
Demikian penjelasan seputar Haidl. Simak terus pembahasann berikutnya untuk mendapatkan penjelasan tuntas tentang Fiqh wanita
=============
Refrensi :
- Al-Hawi Al Kabiir Juz I hal 465
- Jamal Alal Manhaj Juz I Hal 235
- Subulussalam Juz I Hal 104
- Bajuri Juz I Hal 112-113
- Syarqowi Juz I Hal 330
- Bujairimi Khotib Juz 367
- I`anah JuzIV hal 80
- Nihayatuss Zain Hal 11
- Is`adurrofiq Hal 72-73